Lir-ilir, Lir-ilir (bangunlah, bangunlah)
Tandure wus sumilir (tanaman sudah bersemi)
Tak ijo royo-royo (demikian menghijau)
Tak sengguh temanten anyar (bagaikan pengantin baru)
Makna:
Sebagai umat Islam kita diminta bangun. Bangun dari keterpurukan,
bangun dari sifat malas untuk lebih mempertebal keimanan yang telah
ditanamkan oleh Allah dalam diri kita yang dalam hal ini dilambangkan
dengan tanaman yang mulai bersemi dan demikian menghijau. Terserah
kepada kita, mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati atau
bangun dan berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar dan
mendapatkan kebahagiaan seperti bahagianya pengantin baru.
Dodotiro, dodotiro (Pakaianmu, pakaianmu)
Kumitir bedah ing pinggir (terkoyak-koyak dibagian samping)
Dondomono, Jlumatono (Jahitlah, Benahilah!!)
Kanggo sebo mengko sore (untuk menghadap nanti sore)
Makna:
Pakaian taqwa kita sebagai manusia biasa pasti terkoyak dan berlubang
di sana sini, untuk itu kita diminta untuk selalu memperbaiki dan
membenahinya agar kelak kita sudah siap ketika dipanggil menghadap
kehadirat Allah SWT.
Mumpung padhang rembulane (Mumpung bulan bersinar terang)
Mumpung jembar kalangane (mumpung banyak waktu luang)
Yo surako surak iyo!!! (Bersoraklah dengan sorakan Iya!!!
Makna:
Kita diharapkan melakukan hal-hal diatas ketika kita masih sehat
(dialambangkan dengan terangnya bulan) dan masih mempunyai banyak waktu
luang dan jika ada yang mengingatkan tentang kebaikan maka jawablah
dengan Iya!!!
Lir ilir tandure wong kentir, kyai ulama mung bisa ndalil, makmume ora tau mikir.
Yoiki tandane jaman ahir, akeh iman pada njungkir.
sumber: https://www.facebook.com/groups/318571248203019/